• Sunday, 11 October 2015
  • Ngasiran
  • 0

Sendratari Mahakarya Borobudur kembali menyemarakkan Panggung Aksobya di Kompleks Taman Wisata Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Pagelaran seni yang digelar pada Sabtu malam (10/10) ini merupakan pertunjukan Sendratari Mahakarya Borobudur yang ke-19.

Dengan melibatkan seniman Institut Seni Indonesia (ISI) Solo dan Borobudur Art Center, pertunjukan bergengsi kali ini melibatkan setidaknya 205 penari lokal dari Borobudur dan sekitarnya dengan menyuguhkan tarian khas Mahakarya Borobudur yang melegenda. Begitu pula dengan penabuh gamelan yang mengiringi sendratari juga berasal dari seniman dari Magelang.

Dalam konferensi pers yang digelar pada Kamis (8/10), Jumali yang menjadi sutradara penyelenggaraan kali ini menyatakan telah merekrut lebih dari 272 penari lokal yang sebagian besar dari daerah Magelang. “Saya dan istri merekrut seniman-seniman lokal Borobudur dan mendidik mereka dengan gratis. Tari sesaji merupakan tarian yang paling sulit, karena di Magelang ini tidak ada tarian klasik, yang ada adalah tarian rakyat, seperti Jaran Kepang, Koncer, dan Prajuritan. Jadi dalam pertunjukan kali ini kita juga memadukan tarian rakyat dengan sendratari Borobudur,” jelas Jumali.

“Sebagian besar penari dari daerah Magelang, hanya saja pengendang saat ini masih belum ada yang dari Magelang, jadi kita masih ambil dari Solo,” tambah Jumali.

Sendratari Mahakarya Borobudur bercerita tentang proses pembuatan Candi Borobudur. Bagaimana rakyat dan prajurit Mataram Kuno bergotong-royong membangun Candi Borobudur dengan titah Raja Samaratungga yang memilih Gunadharma sebagai pemimpin pembangunan candi. Rangkaian sesaji turut menciptakan suasana sakral terbalut dalam suasana pedesaan di Bukit Menoreh yang bersahaja. Beragam godaan dalam proses pembangunan candi datang silih berganti, namun kobar semangat rakyat, bangsawan dan prajurit tak menyurutkan niat untuk menyelesaikan pembangunan Candi Borobudur.

Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko memaknai kemegahan keagungan Candi Borobudur dengan seni tari melalui Sendratari Mahakarya Borobudur. Pengelola Candi Borobudur berharap dapat mengedukasi masyarakat tentang sejarah berdirinya Candi Borobudur, sehingga masyarakat ikut turut melestarikan Candi Buddha terbesar di dunia ini.

“Pertunjukan Sendratari Mahakarya Borobudur bukan untuk mencari keuntungan secara finansial, namun lebih untuk edukasi penonton dan memaknai keagungan dan kemegahan Candi Borobudur,” ujar Ricky Siahaan, Direktur Pemasaran dan Kerjasama PT. Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko.

“Pagelaran Sendratari Mahakarya Borobudur merupakan salah satu upaya masyarakat sekitar Magelang ikut serta dalam mempromosikan Candi Buddha terbesar di dunia kepada masyarakat Indonesia dan dunia,” tambah Ricky Siahaan.

20151011 Megahnya Sendratari Mahakarya Borobudur_2

Dalam pagelaran ini, penonton sangat antusias. Dari tahun ke tahun penyelenggaraan terlihat ada peningkatan animo penonton. Ricky mengakui, penjualan tiket kali ini telah memenuhi target penonton yang ditargetkan yaitu 500 orang.

Sendratari Mahakarya Borobudur diakhiri dengan adegan Raja Samaratungga beserta rakyat berdoa di hadapan Candi Borobudur setelah selesai pembangunan yang dipimpin oleh para bhikkhu.

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *