• Wednesday, 30 August 2017
  • Bintoro Gunadi
  • 0

Musashi Miyamoto adalah pendekar terbesar, penulis dan pelukis yang dicatat dalam sejarah Jepang. Musashi adalah pengikut aliran Buddha Zen dan mempunyai nama buddhis, Niten Doraku. Pengalaman Musashi Miyamoto selaku Ronin atau samurai tidak bertuan yang bebas merantau, tidak terkalahkan lebih dari 60 duel, akhirnya menundukkan dirinya sendiri dengan kesabaran banyak membaca, menulis dan melukis. Sampai saat ini karya-karyanya mencirikan sebagian budaya Jepang.

Salah satu duelnya yang paling terkenal ialah dengan Sasaki Kojiro, samurai yang bergelar setan dari provinsi Barat. Tidak seperti duel-duel yang lain, saat itu Musashi datangnya terlambat di pulau Funajima yang terletak di selat Shimonoseki. Keterlambatan tersebut disengaja. Ada beberapa penjelasan mengenai keterlambatan tersebut.

Selain keahliannya dalam menggunakan pedang, Musashi menerapkan strategi perang urat syaraf yang membuat Kojiro tidak sabar menunggu dan lebih emosional. Musashi juga memanfaatkan gejala alam sinar matahari dan arus pasang-surut untuk mendukung kemenangannya, sehingga dapat kembali dengan selamat.

Terik matahari menyilaukan pandangan mata Kojiro sehingga sulit berkonsentrasi dalam duel sehingga kalah. Setelah menang, Musashi segera kembali ke perahunya dan meninggalkan pulau Funajima dengan memanfaatkan arus balik yang memudahkannya untuk pulang. Para pendukung Kojiro terkenal sangat fanatik dan kasar, saat itu dikhawatirkan akan mengeroyoknya jika jagoannya kalah.

Novel

Cerita ini ditulis dalam novel oleh Eiji Yoshikawa dengan judul Musashi, diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia dan pernah diterbitkan oleh surat kabar Kompas dalam cerita bersambung Musashi sekitar tahun 1983-1984. Kemudian Gramedia menerbitkan dalam bentuk buku dengan judul yang sama pada tahun 2002.

Buku karya terakhirnya yang berjudul Go Rin No So (Buku Lima Cincin) mengenai strategi, taktik dan filosofi yang membahas lima jalan untuk menjadi orang terhormat, pejuang, petani/peternak, seniman, dan pedagang. Buku tersebut terbit pada tahun 1645 saat Musashi meninggal dunia berumur 61 tahun.

Catatan singkatnya seminggu sebelum Musashi meninggalkan dunia fana berjudul Dokkodo (Jalan Kesendirian) dipersembahkan untuk muridnya, berupa 21 prinsip untuk hidup mandiri. Catatan singkat tersebut juga lukisannya yang indah tentang sejenis burung gelatik (shrike) bertengger di pokok bambu, saya coba terjemahkan patah-patah dan tampilkan.

Nilai-nilai filosofis

Siapa tahu dapat berguna untuk mendukung kemajuan bangsa. Banyak aturan dan mental yang diadopsi dari kolonialisme Belanda selama lebih dari 300 tahun dan tiga tahun pendudukan Jepang.

Dokkodo (The Path of Self-Reliance, Jalan Kesendirian)

  1. Menerima segala sesuatu seperti apa adanya.
  2. Jangan mencari kesenangan untuk kepentingan diri sendiri.
  3. Dalam kondisi apa pun, jangan tergantung pada perasaan.
  4. Pikirkan diri sendiri apa sumbangsih terhadap masyarakat.
  5. Lepaskan keinginan yang membelenggu hidup.
  6. Jangan menyesali apa yang telah dilakukan.
  7. Jangan pernah cemburu.
  8. Jangan biarkan diri sedih karena perpisahan.
  9. Kebencian dan keluhan tidak sesuai untuk diri maupun orang lain.
  10. Jangan biarkan diri dikekang oleh perasaan nafsu atau cinta.
  11. Dalam segala hal tidak ada pilihan, harus dijalani.
  12. Pedulilah dengan tempat tinggal sekitar.
  13. Jangan mengejar rasa makanan yang enak.
  14. Jangan berpegang pada harta yang tidak diperlukan.
  15. Jangan selalu bertindak mengikuti keyakinan adat.
  16. Jangan mengumpulkan senjata atau berlatih dengan senjata melampaui apa yang diperlukan.
  17. Jangan takut mati.
  18. Jangan berusaha untuk memiliki baik barang atau tanah untuk hari tua.
  19. Menghormati Buddha dan para dewa tanpa mengandalkan bantuan mereka.
  20. Manusia dapat meninggal dunia tetapi harus tetap menjaga kehormatan.
  21. Jangan pernah menyimpang dari jalan.

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *