• Tuesday, 14 May 2019
  • Uki
  • 0

Berdana merupakan salah satu bentuk kebajikan yang paling mudah dilakukan. Dalam istilah lain, berdana juga dikenal dengan sebutan “beramal” yang artinya memberikan barang atau uang kepada orang lain yang membutuhkan.

Di dalam agama Buddha, berdana tidak sebatas pemberian materi (barang dan uang) saja, karena istilah berdana diartikan sebagai melepaskan apa yang kita miliki dan memberikan dengan tulus ikhlas baik berupa barang, uang, tenaga, rasa aman, maupun nasihat atau ajaran benar.

Dana yang kita lakukan hendaknya dilandasi dengan penuh keyakinan, ikhlas, tidak merugikan diri sendiri maupun orang lain. Menurut bentuknya, berdana dalam agama Buddha dikelompokkan dalam empat jenis, yaitu:

Pertama, Amisa Dana. Amisa Dana merupakan dana yang dilakukan dalam bentuk materi, seperti uang, makanan, minuman, air, bunga, lilin, dupa, dan barang-barang lainnya. Dana dalam bentuk materi, seringkali kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari maupun pada saat perayaan hari-hari besar agama Buddha. Misalnya: berdana jubah kepada anggota Sangha. Dalam kehidupan sehari-hari pun, kita juga bisa melakukan Amisa Dana, seperti: memberikan uang kepada pengemis, menyumbangkan pakaian dan makanan kepada korban bencana, berdana buah untuk altar vihara, dan sebagainya.

Kedua, Paricaya Dana. Jenis dana yang kedua yaitu Paricaya Dana atau dana yang dilakukan dalam bentuk tenaga. Berdana tidak hanya dalam bentuk uang atau materi saja. Kita juga bisa berdana dalam bentuk tenaga, misalnya membersihkan tempat ibadah, ikut berpartisipasi mempersiapkan acara perayaan hari-hari besar, dan gotong royong di desa.

Ketiga, Abhaya Dana. Dana yang ketiga dapat berupa pemberian rasa aman, nyaman, saling memaafkan, dan menyelamatkan makhluk-makhluk yang menderita. Sebenarnya, Abhaya Dana merupakan dana yang paling sederhana dan dapat kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Memberikan rasa aman dan nyaman kepada orang-orang di sekitar kita, dapat kita lakukan dengan sikap ramah, murah senyum, peduli, dan saling memaafkan. Dengan sikap ramah dan bersahabat, tentu akan membuat orang lain di sekitar kita akan merasa nyaman berada di dekat kita.

Keempat, Dhamma Dana. Terakhir, Dhamma Dana yaitu dana yang dilakukan dalam bentuk ajaran benar, sebagai contoh: berceramah Dhamma, mencetak buku Dhamma dan membagikannya, mencetak DVD dan VCD Dhamma. Berdana dalam bentuk Dhamma atau ajaran artinya perbuatan baik berupa tindakan mengajarkan ajaran kepada orang lain, seperti ceramah Dhamma. Namun, Dhamma Dana tidak hanya dilakukan dalam bentuk ceramah resmi di Vihara, karena kita bisa mengajarkan ajaran Buddha dan menyebarkannya melalui berbagai cara, seperti buku, DVD, VCD, nyanyian, bahkan media sosial.

Dhamma Dana merupakan bentuk dana paling tinggi. Mengapa demikian? Karena ajaran Buddha yang kita bagikan kepada orang lain dapat membantu kita terbebas dari penderitaan dan mencapai kebahagiaan sejati atau Nibbana. Praktik Dhamma Dana tidak harus berceramah di Vihara. Memberikan nasehat kepada teman untuk berbuat baik adalah salah satu contoh Dhamma dana paling sederhana.

Berdana era milenial

Jika kita belum memiliki kesempatan untuk mengajar Dhamma di vihara, kita bisa mulai dari langkah sederhana yaitu melalui media sosial. Mengapa media sosial? Saat ini perkembangan digital semakin berkembang pesat, salah satunya ditandai dengan banyaknya pengguna media sosial yang semakin meningkat. Manfaatkan media sosial yang kita miliki untuk berbuat baik, seperti berdana. Bagaimana caranya?

Pertama, menulis artikel Dhamma. Kemudahan akses internet, merubah gaya hidup sebagian besar orang yang dulunya gemar membaca buku, kini lebih suka membaca artikel di internet. Hal tersebut dapat kita manfaatkan untuk menuliskan artikel Dhamma yang bisa dikonsumsi masyarakat. Ini juga bisa menjadi alternatif bagi masyarakat yang kesulitan membaca buku Dhamma, tetap bisa belajar ajaran Buddha melalui artikel yang bisa diakses secara online.

Kedua, bagikan artikel Dhamma di media sosial. Selain menggunakan media sosial untuk memposting aktivitas pribadi sehari-hari, manfaatkan juga untuk membagikan artikel Dhamma yang didapatkan dari situs Buddhis di media sosial. Sehingga akan lebih banyak orang yang bisa membaca artikel tersebut dan mendapatkan informasi terkait ajaran Buddha.

Ketiga, buatlah konten Dhamma yang menarik. Kita juga bisa membantu menyebarkan Dhamma dalam bentuk yang lebih menarik, misalnya dengan membuat video yang bercerita tentang kisah Jataka, membuat kutipan-kutipan yang diambil dari kitab suci agama Buddha dan sebagainya. Unggah konten Dhamma yang sudah dibuat di media sosial, agar banyak orang yang mendapatkan manfaatnya. Bahkan, jika memiliki informasi acara keagamaan, dapat juga dibagikan di media sosial.

Berdana dapat kita lakukan melalui berbagai cara dengan bentuk dana yang berbeda-beda. Kita bisa berdana dalam bentuk apa pun sesuai dengan kemampuan yang kita miliki. Berdana tidak hanya dalam wujud materi, tetapi dapat berupa ucapan yang baik, senyuman yang ramah, tindakan yang menyenangkan, hingga memberikan ajaran benar kepada orang lain.

Memberi makanan, seseoang memberikan kekuatan. Memberi pakaian, seseorang memberikan keindahan. Memberi penerangan, seseorang memberikan penglihatan.

“Memberi angkutan, seseorang memberikan kesenangan. Memberikan perlindungan, seseorang memeberikan semuanya. Tetapi, seseorang yang mengajarkan Dhamma, ajaran Sang Buddha yang istimewa, orang tersebut telah memberikan makanan surgawi” (Samyutta Nikaya, I , 32).

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *