• Monday, 28 January 2013
  • Sutar Soemitro
  • 0

Banjir berlalu, sampah pun menunggu. Kehidupan di wilayah-wilayah yang mengalami banjir parah, seperti di Pluit, Jakarta Utara pun mulai berangsur normal. Namun banjir menyisakan sampah dan lumpur yang harus segera dibersihkan, selain kerusakan pada jalan, bangunan, dan kendaraan yang terendam banjir.

Untuk mempercepat pulihnya kawasan Pluit, pada Minggu, 27 Januari 2013, sebanyak 300 relawan Tzu Chi dan 100 aparat TNI membersihkan sampah dan lumpur sisa banjir di sepanjang Jalan Pluit Permai Raya di belakang Mal Pluit Village. Jalan tersebut adalah salah satu tempat paling terakhir di Pluit yang surut. Bahkan pada hari Sabtu jalan tersebut masih ada genangan, namun pari Minggu itu semua sudut jalan tersebut sudah kering.

Pembersihan dimulai dari pukul 7 pagi hingga pukul setengah 10, ketika jalan tersebut masih cukup lengang dan belum terlalu banyak kendaraan hilir mudik. Tiap relawan dan tentara memakai sarung tangan dan masker, serta beberapa memakai sepatu boot. Relawan dibagi dalam beberapa regu. Tiap regu diperlengkapi dengan sapu ijuk, sekop, garu, pengki, dan karung.

Yang pertama dibersihkan adalah memungut sampah-sampah kering seperti plastik, kemudian dikumpulkan dalam karung. Lumpur yang telah menjadi kerak dan masih agak basah harus dikelupas dari aspal jalan menggunakan sekop. Tumpukan lumpur basah yang bercampur dengan sampah dikumpulkan di beberapa titik sebelum ditampung dengan karung. Sedangkan lumpur yang telah mengering dan jadi debu disapu menggunakan sapu ijuk. Setelah aspal jalan bersih dari tumpukan sampah dan hanya menyisakan kerak tipis, aspal disemprot menggunakan air dari mobil penyemprot taman. Dan yang terakhir adalah tugas truk pengangkut sampah dinas kebersihan mengangkut sampah-sampah yang telah terkumpul dalam karung-karung.

20130128 300 Relawan Tzu Chi dan 100 Tentara Bersihkan Sampah Banjir di Jalanan Pluit_2

Membersihkan sampah di tempat umum seperti ini sebenarnya adalah tugas pemerintah, terutama dinas kebersihan. Tapi mengapa Tzu Chi melakukannya? “Pemimpin kami, Master Cheng Yen, sudah 20 tahun lalu menekankan kepada kami, semua insan Tzu Chi mulailah pelestarian lingkungan. Dan hari ini bisa kita lihat. Kalau kita tidak mulai hari ini juga, kita akan hadapi musibah banjir lebih parah lagi,” jelas Iwan, salah satu relawan Tzu Chi.

Menurutnya, dengan melakukan pembersihan secara massal seperti ini, Tzu Chi juga ingin mengajak orang-orang untuk berbuat nyata untuk mencegah agar banjir tidak lagi datang. “Tzu Chi hari ini bergerak mengetuk warga Pluit untuk bekerjasama melestarikan lingkungan kita. Karena lingkungan kita, kitalah yang jaga. Bukan orang lain, bukan siapa-siapa,” harap Iwan.

Selain karena tata kelola kota Jakarta yang banyak disebut orang sebagai penyebab utama banjir di Jakarta, harus diakui sampah juga berperan sangat besar. Tumpukan sampah membuat drainase tersumbat. Dan bagi Tzu Chi, sampah bukanlah hal yang asing. Tzu Chi dikenal sebagai salah satu lembaga sosial yang sangat peduli dengan sampah. Bahkan di Taiwan –tempat asal Tzu Chi–, Tzu Chi memiliki program daur ulang sampah yang memiliki jaringan luas di seluruh negara pulau tersebut. “Mulailah pelestarian lingkungan dari rumah sendiri, setelah itu baru lingkungan,” Iwan berpesan.

Walaupun berharap warga Pluit dan juga masyarakat secara luas bisa terinspirasi untuk lebih melakukan pelestarian lingkungan, Tzu Chi tidak terlalu merisaukan jika apa yang mereka lakukan belum terlalu memberi inspirasi. Seperti tagline sebuah produk olahraga, just do it (lakukan saja), begitulah prinsip Tzu Chi. “Kita tetap akan gerak dulu, kita cuma ingin bersumbangsih dengan tulus ikhlas,” ujar Iwan.

20130128 300 Relawan Tzu Chi dan 100 Tentara Bersihkan Sampah Banjir di Jalanan Pluit_3

Hari Minggu itu adalah hari terakhir masa tanggap darurat yang ditetapkan oleh Pemerintah Propinsi DKI Jakarta. Tzu Chi pun menutup posko mereka di Mal Pluit Junction hari itu. Begitu juga dengan aparat TNI yang juga mengakhiri tugas mereka pada hari itu.

Sejak hari pertama bencana pada Kamis, 17 Januari, aparat TNI telah turun di berbagai titik bencana dan bekerjasama dengan berbagai pihak yang ikut serta dalam proses pemberian bantuan kepada para korban banjir. Salah satunya adalah dengan Tzu Chi.

Jika diamati, tentara paling banyak tersedot untuk membantu posko Tzu Chi di Pluit Junction. “Kebetulan kawan-kawan dari Tzu Chi ibaratnya paling besar di sini (posko Pluit Junction –red). Kemauan dan upaya mereka paling besar, juga sering berkomunikasi dengan aparat di sini. Bisa dikatakan Tzu Chi sebagai center di sini, walaupun kita punya posko sendiri-sendiri,” ujar Harvin, komandan Yon Arhanudse 6 Tanjung Priuk yang menerjunkan 300 anggota TNI dalam bencana banjir kali ini.

“Saya sempat ke (kantor) Yayasan (Tzu Chi). Awalnya saya cuma mendengar dari anggota (TNI), distribusi diurus dan dikoordinir oleh Tzu Chi, tapi begitu saya lihat langsung ke sana, ternyata luar biasa!” puji Harvin. “Dari kerja awal, penyiapan, distribusi, hingga pengaturan di lapangan sungguh luar biasa!”

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *